CB24.COM- Masyarakat diharapkan jeli dalam menilai kandidat kontestan politik yang mempunyai visi dan misi realistis, dan harus mampu membedakan mana kandidat calon pemimpin yang hanya menjual janji janji semata tanpa memberikan dampak kesejahteraan.
Hal itu disampaikan Ketua Bintang Timur Indonesia. Menurutnya, sejatinya, seorang pemimpin yang lahir dari proses demokrasi pemilihan umum sudah sewajarnya dapat menepati janji jani yang tela ia tabur.
“Pilihlah kandidat kontestan politik yang mempunyai visi dan misi realistis, sehingga janjinya itu dapat ditepati pasca peserta pesta demokrasi menang dalam pemilihan umum. Kita berkontestasi yang sehat jangan diberi janji yang tidak realitis yang tidak bisa dikerjakan. Jangan sampai,” ujar Ketua BTI, Sabtu (11/5).
Ia mengatakan, jangan banyak memberikan janji-janji politik tapi harus realistis sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. “Rakyat jangan dinina bobokan,” ungkapnya.
Terakhir Ketua Bintang Timur Indonesia menegaskan terkait janji Bapak Maulana di depan pengurus dan perwakilan anggota BTI pada Minggu, 18 April 2018 tepat pukul 14.17 WIB tempat dikelurahan Selamat, Kecamatan Telanaipura, tepatnya di depan Mesjid Nurdin, yang saat ini tempat tersebut telah dibongkar.
“Saya selaku ketua dan atas nama Keluarga Besar Bintang Timur Indonesia, untuk mengingatkan kepada yang terhormat Bapak Maulana, agar tidak lagi untuk memberikan janji janji manis, cukup sampaikan program yang kedepan bisa dikerjakan saja” ungkap Ketua BTI.
Terakhir Ketua BTI menyampaikan janji yang disampaikan Maulana kepada BTI, pertama akan memotong seekor sapi sebagai ucapan rasa syukur dan bersantap bersama keluarga besar BTI, Kedua akan memberikan modal usaha, bagi anggota BTI yang memiliki usaha, contoh yang bisa bengkel tetapi tidak memiliki perlengkapan, bisa disampaikan, nanti kita bantu.
Terakhir Ketua BTI menyampaikan janji yang disampaikan Maulana kepada BTI, pertama akan memotong seekor sapi sebagai ucapan rasa syukur dan bersantap bersama keluarga besar BTI, Kedua akan memberikan modal usaha, bagi anggota BTI yang memiliki usaha, contoh yang bisa bengkel tetapi tidak memiliki perlengkapan, bisa disampaikan, nanti kita bantu.
Saat ini masyarakat mulai cerdas dalam berpolitik, pemilih tidak bisa hanya mendengarkan janji-janji yang disampaikan seorang calon.
Janji Janji Politik.
Bila kita rangkum semua janji manis itu, barangkali akan tercipta surga dunia. Terlepas apakah itu sungguh nyata atau fatamorgana. Yang penting janji saja dulu, bagaimana realisasi urusan nanti.
Bahkan negarawan Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev pernah menggambarkan betapa mengada-ada janji politik itu.
Janji yang muluk-muluk, bisa jadi menghina kecerdasan pemilih.
Pendidikan setara SLTA dapat diasumsikan telah mampu berpikir rasional, termasuk mencerna janji mana yang masuk akal atau yang asal bunyi. Hanya membutuhkan sedikit daya kritis untuk dapat menilai janji yang lebih masuk akal. Minimal, janji yang disertai penjelasan cara untuk merealisasikannya.
Janji kampanye merupakan uji kejujuran pertama bagaimana calon pemimpin layak dipercaya. Para peserta kontestasi pilkada semestinya menyadari betapa mahalnya harga kepercayaan. Maka jangan pernah cedera bicara karena begitu pemilih hilang kepercayaan, tak mudah memulihkannya.