CB24.COM- Bank Jambi pada 2022 mendatang akan menempati gedung baru yang kini tengah dalam proses pembangunan. Gedung megah menjulang tinggi itu rencananya akan diresmikan pada Januari mendatang dengan menghadirkan kelompok musik Melayu, Amigos.
Direktur Utama Bank Jambi, Dr. H Yunsak El Halcon, S.H., M. Si, mengatakan gedung baru Bank Jambi sampai saat ini berproses.
“Insyaallah tanggal 28 Januari 2022 diresmikan oleh Pak Gubernur. Kita berharap dengan peresmian dan penggunaan gedung baru ini, bisa memberikan dampak dan energi untuk Bank Jambi bisa tampil lebih berkelas dan maju di wilayah Regional Sumatera maupun nasional,” ucap Bang El beberapa waktu lalu.
Bang El mengatakan, gedung itu nanti akan dikelolah oleh PT Menara Gedung, yang merupakan PT gabungan dari yayasan, pensiunan maupun Koperasi Bank Jambi. Nanti Bank Jambi akan memberikan kewenangan pengelolaan gedung.
“Masalah SDM, SDM Bank Jambi itu selalu melihat pada bisnis. Menambah SDM berarti menambah bisnis, nah inysallah memang dengan dunia digitalisasi mungkin tidak akan begitu banyak kita akan merekrut. Tapi akan ada pola di bisnis Bank Jambi di tahun 2022. Itu berkaitan dengan UMKM digital,” jelas Bang EL.
“Karena nanti bisnis di Bank Jambi yang awalnya itu (menyasar) pegawai negeri, lambat laun berubah, nanti kita masuk ke UMKM. Terhitung hari ini hampir Rp300 miliar untuk UMKM. Jadi nanti kita akan dalami UMKM itu, mungkin tahap awal kita merekrut mungkin ada 50 atau 70 personel,” tambahnya.
Ya UMKM itu pada masyarakat kecil, dampaknya cukup besar dengan kondisi pandemi. Ada yang kempas-kempis bahkan ada yang mati suri. Tapi alhamdulilah di Bank Jambi portofolionya tidak begitu besar untuk UMKM. Ada yang kita restrcut (restrukturisasi) hampir Rp20 miliar, ada Rp10 miliar yang mengembalikan dan ada Rp10 miliar yang potensi macet.
Tapi berusaha untuk mereka bangkit, terutama UMKM yang kita bantu di perumahan dan itu rata-rata itu macet. Tapi kita optimis UMKM yang ada di Provinsi Jambi terus kita suport dan bangkit.
Memang portofolio kita meningkat kita mau porsi 30 persen di UMKM ada di Jambi. Makanya kita rekrut nanti khusus yang berkaitan dengan resiko kredit orang. Nah di sini titik sentral dari UMKM, nanti harus ada yang menjemput uang. Nantilah ini yang akan kita rekrut.
Sekarang pulih benar, tidak, kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita ada di 5,8 persen memang di atas nasional.
Tapi itukan dari ekspor ada ekspor pinang dan lainnya. Jambi itu naik karena ekspor itu, nah UMKM nya masih ya mungkin 2-3 persen. Tergantung dari penetapan level, sehingga ekonomi ini mulai bergerak tapi tentu sesuai dengan protokol kesehatan.
Ada perbedaan persepsi, jadi bukan DPRD tidak menyetujui penyertaan modal. Mereka hanya meminta, kalau eksekutif mau menyertakan modal harus ada legalitas yaitu legalitas terhadap peraturan daerah. Jadi ranperda itu harus disetujui dulu, karena tidak mungkin mau nambah kalau perdanya tidak ada. Karena yang waktu dulu itu waktunya sudah habis berlaku lima tahun.
Sampai hari ini tidak ada masalah, dan insyallah sebelum tanggal 29 Desember ini perda kita sudah disetujui DPRD dan Gubernur.
Saya melihat semangat dari pemegang saham dan DPRD itu sama ya. Kemarin kita melakukan rakor di rumah dinas gubernur hadir di sana pihak terkait.
Prinsipnya mereka sangat mendukung, karena memang kinerja Bank Jambi ini agak seksi. Karena dengan aset Rp13,8 triliun, modalnya hanya Rp1,7 triliun tapi labanya bisa Rp300 miliar, tidak ada PHK, kesejahteraan terus diberikan.
Ini dilirik oleh salah satu Bank Jabar Banten (BJB) dan kita sudah ngomong dengan mereka dan dihadiri oleh Gubernur juga didalam POJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum itu ada peluang untuk bank yang besar itu bisa melakukan sinergitas KUB atau Kelompok Usaha Bank.
Alhamdulillah kita diajak oleh BJB untuk masuk ke mereka. Jadi kalau masuk ke meraka berarti pemenuhan inti dari Rp3 triliun tadi tidak berlaku. Karena sudah ditanggung oleh induk, BJB yang modalnya itu Rp10,8 triliun. Itu adalah salah satu solusi awal.
Tapi Bank Jambi terus memenuhi modal sampai Rp3 triliun sehingga apabila di 2024 sudah terpenuhi, tidak perlu lagi bergabung dengan KUB tadi.
Jadi banyak sekali solusi, jadi sayang kalo bank ini tidak di-support. Tapi saya yakin dari pertemuan kemarin, perbincangan saya dengan beberapa kawan di DPRD semangatnya sama ya.
Kemarin di Bangko itu disetujui, di Sungai Penuh disetujui, Muarojambi juga. Jadi tidak ada masalah, jadi memang kita memahami bahwa ada problem di APBD provinsi, kabupaten/kota karena ada refocusing tapi semangatnya tetap ingin membuat besar Bank Jambi.
Ketika perda sudah disetujui apakah penyertaan modal akan diberikan?
Pasti diberikan, mungkin apakah di 2022 atau di APBD murni. Jadi pikirannya apakah kalau modal tidak dikasih sekarang Bank Jambi akan colaps? Tidak ada. Bank ini eksis, target di 2021 akhir itu nanti modal kan ada pencadangan cukup besar, laba yang naik maka akan menjadi Rp1, 9 triliun modalnya. Bisnisnya clear tidak ada masalah.
Bank Umum di 2022 itu (modalnya) harus Rp3 triliun, untuk BPD itu diberikan kesempatan di 2024. Saya optimis tidak ada masalah dengan itu, karena fundamen keuangan modal, likuiditas Bank Jambi kuat. Maka sangat bersyukur BJB melirik kita. Semua transparan, dan dipublikasi setiap tiga bulan dan itu aturan main dari Otoritas Jasa Keuangan.
Ini edukasi bagi masyarakat Jambi tidak ada masalah dengan itu, jadi harus di-support. Mudah-mudahan semangat ini bisa ditularkan ke semuanya. Jadi kita harus clear and clean, dan kita minta laporkan jika pegawai bank ada melakukan suap atau gratifikasi.
Rata-rata baik, karena mereka punya goverment indeks. Di bank ini kan ada beberapa pendapatan, itu ada di kredit kemudian, fee based atau digitalisasi. Itu sudah menghasilkan uang di angka Rp20 hingga Rp30 miliar, transaksi melalui mobile banking, ATM itu sudah menghasilkan yang dulu tidak menghasilkan.
Kemudian ada kredit yang dulu mungkin tidak ada kredit perumahan kini mulai muncul. Yang sedang kita kembangkan itu UMKM kemudian supply chain. Kita mau pembayaran nontunai yang nanti terbagi-bagi juga.
Itu yang lagi kita kembangkan termasuk di pemerintahan. Kita tidak mau bayar ke pemerintahan itu cash, jadi kita mau non tunai.
Target ke depan seperti apa untuk Bank Jambi?
Bagaimana bank ini mampu menjadi bank untuk orang-orangnya kecil. Makanya kita ke depan akan kembangkan desa itu brandnya Bank Jambi. Jadi setiap 20 desa ada cabang pembantu.
Tapi di desa itu bukan pelayanan manual, kita akan berikan pelayanan berbasis digital. Ada 1.348 desa kita harapkan tahun ini melayani 200 desa yang grade jaringannya bagus, ekonominya bagus disamping yang tadi. Kantor kita ada di Jakarta cukup besar untuk mengelola uang pusat itu. Itu ada billing room, dan sekarang kantor itu jadi cabang pembantu.
Lumayan, portofolio pendapatannya itu sekarang di angka Rp30 sampai Rp40 miliar. Kemudian wajah bank ini selalu wajah karakter.
Bagaimana mendidik orang Jambi ini lebih santun, islami. Yang pertama tentu dengan bekerja di Bank Jambi, diri dia dan keluarga dia hidup. Bekerja di Bank Jambi ini dia dan orang sekitar hidup dan bagaimana Bank Jambi ini hidup dan tentu ini memberikan kontribusi.
Jargon kita satu jari menjangkau dunia. Yang namanya ATM itu akan bergeser. Kita juga bekerjasama dengan pihak lain untuk membuat tempat yang menyimpan data kita sehingga data Bank Jambi ini bersih. Banyak yang kita kerja sama. Nanti begitu gedung baru beropersi akan ada kartu debit, safe deposite kita nanti mulai ada.