CB24.COM- Mendapatkan pendidikan terbaik hingga ke Perguruan Tinggi terbaik di luar negeri, adalah impian semua orang. Adalah Dewi Susilawati, yang berhasil menyelesaikan pendidikan Strata Dua (S2) di luar Negeri melalui Beasiswa Fulbright Scholarship (FSM) untuk Master’s Program 2020, di Oklahoma State University, Amerika.
Kala terpilih, Ia menjadi satu-satunya yang lolos dari Jambi. Itu membuatnya masuk bersama dengan empat peraih beasiswa lainnya yang berasal dari wilayah Sumatera.
Mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Negeri orang secara gratis, tentu tidak mudah, ada perjuangan yang luar biasa. Mulai dari dengan berbagai seleksi, test hingga wawancara, tentu bukan hal mudah. Namun perempuan yang akrab disapa Miss Dewi ini, tidak gampang putus asa dan menyerah. Ia tak gentar menghadapi kegagalan saat tidak lulus seleksi. Baginya itu penyemangat untuk tetap berusaha hingga dinyatakan lulus beasiswa dan kuliah di luar negeri.
Hal tersebut disampaikannya pada Exposse, saat ditemui pada Senin, (18/7). Selain itu, Ia menceritakan ketertarikan pada Bahasa Inggris dimulai dari masih menduduki tingkat Sekolah Dasar, hingga ke jenjang Sekolah Menengah. Ia berkeinginan belajar bicara bahasa Inggris langsung di luar negeri.
Siapa sangka, ketertarikan tersebut ternyata membawanya kuliah di Negeri Paman Sam. Sebelum dipastikan lulus untuk S2 Teaching, Learning and Leadership yang membawamya pada gelar (MS), Oklahoma State University, Oklahoma, Amerika. Dia pernah mengikuti program Pertukaran guru Internasional ke Amerika Serikat, yakni program ILEP 2016 (International Leaders in Education Program) di Kent State University, OHIO, Amerika.
Hal tersebut memberikan pengalaman yang luar biasa dalam dunia mengajar, apalagi dengan banyaknya perbedaan. “Miss mengajar di sana, banyak perbedaan, mulai dari sistem mengajar, sistem pendidikannya. Panyak perbedaan, jadi pengalaman yang luar biasa,” ucap perempuan kelahiran 22 Desember ini.
Sebelumnya, Dewi merupakan lulusan Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Padang (UNP) dengan gelar akademik, Sarjana Pendidikan (SPd).
Besarnya keinginannya untuk kuliah di luar negeri, membuat wanita ini berusaha mencari Beasiswa luar negeri pada 2008. Yang akhirnya membuat ia berangkat ke luar negeri juga pada Tahun 2020.
Namun karena mengikuti ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan dinyatakan lulus menjadi PNS, membuat ia sedikit menunda untuk mencari beasiswa karena ada berbagai persyaratan tertentu yang belum membolehkan untuk mengambil beasiswa. “Tahun 2013, 2014, 2015 belum berhasil. Karena belum berhasil, Miss mencoba mengikuti program pertukaran guru internasional, Alhamdulillah lulus,” ungkapnya.
Hingga 2020, membawanya untuk kuliah di Amerika, namun terkendala oleh wabah yang menjangkiti hampir seluruh dunia, Covid-19 atau Corona masih di amgka yang tinggi, baik Indonesia maupun untuk Amerika. Sehingga Kedutaan Amerika tutup sementara. Hal itu juga membuatnya, Kuliah melalui Online dengan mereka yang berada di Amerika merupakan tantangan tersendiri.
“Amerika dengan kita di Indonesia beda waktu, jadi ibaratnya, Amerika itu sehari sebelum kita, perbedaan jamnya juga lumayan jauh, itu Miss pernah terlambat satu jam, karena Amerika setiap musim itu waktunya maju”, kenangnya mengingat saat awal-awal berkuliah.
Hingga pada akhirnya 2021 Januari, ketika ingin terbang ke Amerika harus mengalami positif Corona, dan Februari 2021, Akhirnya bisa langsung menginjak Amerika untuk menimba ilmu.
Ketika dua tahun belajar di luar negeri, ada mata kuliah favoritnya, adalah Infusing Aesthetic in Curriculum. Karena baginya, karya seni mampu menstimulasi perkembangan otak dengan baik. Karya seni tidak harus yang dibuat secara professional dengan keterampilan khusus.
“Justru, karya seni dapat dihasilkan oleh setiap orang. Salah satunya seni kontemporer. Dengan melibatkan siswa dalam menciptakan karya seni kontemporer, maka siswa akan mampu mengeluarkan ide mereka yang mereka tuangkan dalam karya seni yang mereka buat. Dari mata kuliah ini saya menemukan fakta bahwa unsur seni dapat dimasukkan ke semua mata pelajaran”, jelasnya.
Selain itu, ia juga menceritakan bahwa selama berkuliah berteman dengan berbagai bangsa, suku, bahkan berbeda keyakinan. Menurutnya, hal ini adalah pengalaman yang juga berkesan, karena berkomunikasi langsung dengan menggunakan Bahasa Inggris, bahkan tidak hanya Bahasa Inggris, Bahasa negara lain juga digunakan.
“Momen yang pas untuk bicara dengan bahasa Inggris secara langsung, untuk sosialisasi dengan teman yang beda negara, bahkan ada yang menggunakan Bahasa Spanyol, teman-teman itu bicara, jadi kita manfaatkan waktu untuk berkomunikasi dengan yang lain,” katanya.
Dewi berpesan untuk anak muda, agar jangan mudah menyerah, tetap semangat dan berusaha serta kerja keras dalam mencari ilmu, serta jangan lupa berusaha dengan sungguh-sungguh dan senantiasa berdoa serta syukuri atas apa yang telah dicapai.
“Yang mau lanjut pendidikan ke luar negeri, ada banyak beasiswa yang bisa diperoleh, tetap semangat dan berusaha, InsyaAllah berhasil”, ujarnya.
Tak cukup puas dengan pendidikan S2, Dewi menceritakan keinginanannya ke depan. Untuk melanjutkan kembali jenjang pendidikan Strata Tiga (S3). “Mohon doa, semoga nanti bisa melanjutkan S3 di University of Cambrideg, UK,” tutupnya.
Saat ini, dewi sedang bertugas di salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Jambi, dan sedang menyelesaikan bukunya yang bercerita tentang pengalaman selama menjalani kehidupan sebagai mahasiswi di luar negeri.
sumber : Exposse