CB24.COM– Masih ingatkah dengan PT. Rimba Palma Sejahtera Lestari (RPSL) ? Perusahaan yang sempat bikin heboh warga Kota Jambi 2 tahun lalu karena sempat berseteru dengan salah seorang warga Kota Jambi bernama Syarifah yang merupakan cucu dari Nenek Hafsah, warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi perusahaan yang rumahnya rusak akibat lalu Lalang kendaraan bertonase besar milik perusahaan yang setiap hari melintas di depan rumahnya.
Meski urusannya dengan Nenek Hafsah telah selesai melalui proses ganti rugi, namun ada informasi terbaru soal pengembangan bisnis perusahaan ini yang konon berbau “illegal”.
Informan CB24 yang tidak ingin namanya disebut menjelaskan jika di dalam Kawasan perusahaan ada satu ruangan tertutup sebesar ruko berisi alat-alat elektronik sejenis server dan komputer yang berfungsi menyimpan data atau pusat data center.
Untuk menghindari terjadinya fitnah dan informasi yang tidak benar, redaksi Channelberita24.com (CB24) mencoba untuk mengkofirmasi pihak perusahaan secara tertulis melalui surat resmi yang dikirimkan langsung kepada pihak perusahaan.
Namun sayang, sejak surat dikirimkan pada tanggal 30 Juni 2025 lalu hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban resmi dari pihak perusahaan terkait pertanyaan yang diajukan oleh CB24 mengenai bisnis baru perusahaan.
Sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku, setiap perusahaan yang baru maupun yang sudah beroperasi, apabila melakukan perubahan rencana bisnis, maka perusahaan tersebut harus melaporkan kepada instansi terkait mengenai rencana pengembangan bisnisnya tersebut, baik soal persyaratan perizinan maupun soal perubahan Amdal-nya.
Saat hal ini dikonfirmasikan kepada kepala dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi , Dr. Ardi, SP, MSi mengatakan jika pihaknya belum menerima laporan dari pihak perusahaan mengenai pengajuan perubahan Amdal terkait pengembangn bisnis perusahaan.
“Belum ada laporan dari PT. RPSL kepada kita terkait perubahan Amdal,” ujarnya kepada CB24 beberapa waktu lalu.
CB24 pun berencana mengajak Ardi untuk turun ke lapangan mengecek secara langsung terkait informasi yang diperoleh CB24. Namun karena yang bersangkutan akan melakukan dinas luar di Jakarta, maka rencana ini terpaksa ditunda.
CB24 juga melakukan konfirmasi kepada Dinas Penanamam Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Mall Pelayanan Publik, kawasan perkantoran Kota Baru, Kota Jambi.
Namun sayang, bagian penerima pengaduan, Novy Inriany Syam, AMd sedang tidak berada di tempat, sehingga CB24 melakukan konfirmasi via pesan WA sebagai mana tertulis pada banner informasi di depan ruang kerjanya. Konfirmasi yang telah dikirimkan kepada yang bersangkutan pada tanggal 17 Juli 2025 lalu belum mendapat jawaban.
Informasi yang diperoleh dari sumber CB24 menyebutkan jika beberapa orang berpakaian ASN terlihat keluar masuk perusahaan beberapa hari sejak konfirmasi tertulis CB24 dikirimkan. Namun dari instansi mana dan untuk keperluan apa belum diketahui secara pasti.
Sebelumnya diketahui, jika perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan pallet kayu untuk diekspor ke luar negeri. Selain itu, perusahaan juga penyuplai tenaga listrik untuk kebutuhan Stasiun PLN Payo Selincah.
Namun belakangan PLTU milik perusahaan ini tutup dan tidak beroperasi lagi. Anehnya, justru ada perusahaan lain dalam lingkungan perusahaan yang menyuplai tenaga listrik untuk kebutuhan perushaan. Apakah perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT. RPSL atau perusahaan lain yang bekerjasama dengan RPSL, entahlah.
Siapa Sebenarnya Pemilik PT. RPSL ?
Dari sumber informasi yang diperoleh CB24 menyebutkan bahwa PT. RPSL adalah merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan luar negeri yang bernama Ell Environmental Ltd yang terdaftar di British Virgin Island yang dikenal sebagai Kawasan surga pajak.
Ell Environmental sendiri membawahi 15 perusahaan dimana salah satunya adalah PT. RPSL yang ada di Jambi.
Dewan Direksi Ell Environmental Holding Ltd sebagian besar adalah para pengusaha asal Cina, diantaranya adalah Chau On Ta Yuen sebagai Chairman merangkap Direktur Eksekutif dan Chan Kwan sebagai CEO juga merangkap direktur eksekutif. Dari 8 nama dewan Direksi, hanya satu orang Indonesia, yaitu Radius Suhendara yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif yang merupkn lulusan dari Administrasi Bisnis Ohio State University, AS.
Berdasarkan laporan tahunan Ell Environmental Holding Ltd, Radius juga tercatat sebagai Komisaris yang terlibat langsung di PT. RPSL.
Media ini masih menunggu jawaban dari pihak perusahaan, pengembangan bisnis apa yang sebenarnya tengah dikelola PT. RPSL saat ini ? (Tim)
