CB24.COM- Walikota Jambi, DR. dr. H. Maulana , MKM sangat mengapresiasi gagasan Komunitas Sahabat Alam Jambi yang menaruh perhatian besar atas musibah banjir yang dialami warga Kota Jambi beberapa bulan terakhir ini.
Walikota Jambi, DR. dr. H. Maulana , MKM
Gagasan Sahabat Alam mengumpulkan para tokoh dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu melalui Seminar sehari dengan tema ; “Pemkot Jambi Mendengar” tidak lain adalah semata-mata untuk mencari solusi terbaik dan tepat sasaran mengenai penanganan banjir di Kota Jambi.
“Saya menyambut baik gagasan kawan-kawan dari komunitas Sahabat Alam Jambi yang berinisiatif menggelar forum seminar ini guna membangun kesamaan pemahaman antara pemerintah dan masyarakat serta komponen lainnya agar penanggulangan banjir yang kerap melanda bisa lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Maulana, bahwa persoalan banjir ini bukan masalah teknis semata, namun juga menuntut adanya kolaborasi (kerjasama) antara berbagai pihak untuk membangun kesadaran ekologis secra kolektif.
“Saat ini kita (Pemerintah-red) tidak bisa bekerja sendiri, namun harus secara bersama-sama memperkuat sinergi dengan semua komponen masyarakat dan instansi terkait, baik yang ada di daerah maupun pusat,” terangnya.
Khusus mengenai penanganan banjir di Kota Jambi, saat ini menurut Maulana, Pemkot Jambi sudah membuat program normalisasi sungai dan memeperbaiki sejumlah drainase sepanjang 28,4 Km di kawasan jalan H. Juanda , jl. Kimaja dan sejumlah area padat penduduk yang menjadi lokasi prioritas.
“Ini bukan sekedar janji, sudah tapi aksi. Kita selesaikan satu persatu, terutama di titik-titik genangan air kritis,” tukasnya.
Prof. DR. Helmi, SH, MH
Sementara itu, Rektor Universitas Jambi, Prof. DR. Helmi, SH, MH yang juga menjadi pembicara dalam acara seminar sehari ini juga merespon poisitif ide Komunitas Sahabat Alam Jambi. Menurut Helmi, hal ini adalah langkah yang baik untuk memulai tradisi bersama untuk mengatasi persoalan daerah.
“Kegiatan ini menurut saya sangat poisitf. Kita perlu berkolaborasi satu sama lainnya. Semua pihak harus mendukung. Kita harus punya kesadaran kolektif untuk mengatasi banjir di kota ini agar Visi Kota Jambi Bahagia yang dicanangkan Pak Walikota dapat terwujud,” ujarnya.
Dalam acara ini, Prof. Helmi mengupas tentang keadilan ekologis bagi semua masyarakat. Ia menyoroti sejumlah bangunan yang tidak mematuhi peraturan yang sudah dibuat pemerintah, terutama yang berkaitan dengan lingkungan yang selama ini mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya banjir. Untuk itu, ia berharap semua pihak dapat bersama-sama mengawasi dan melaporkan kepada pihak berwenang bila ada pembangunan yang dinilai melanggar aturan.
Ditempat terpisah, ketua Komunitas “Sahabat Alam Jambi”, Jefri Bintara Pardede, penggagas acara ini menjelaskan bahwa Seminar sehari ini lahir dari semangat untuk membangun pemahaman bersama dalam menghadapi persoalan banjir yang melanda Kota Jambi beberapa bulan terakhir ini.
Ia juga merespon positf dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Walikota Jambi yang sangat antusias menyambut usulan pihaknya untuk mengadakan acara ini.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Walikota Jambi yang telah merespon gagasan kami serta memfasilitasi acara seminar ini. Ini menunjukkan keseriusan dan kepekaan seorang pemimpin dalam merespon keluhan warganya,” ujar Jefri.
Mantan anggota DPRD Kota Jambi ini juga mengapresisai pendekatan kebijakan yang dibangun Pemkot Jambi melalui konsep pembangunan berbasis komunitas (Community Base Development) yang merupakan strategi tepat dan perlu diperkuat melalui ruang-ruang dialog.
“Kami percaya, semakin masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan publik, semakin besar pula tanggungjawab bersama dalam menjaga kota ini dari resiko bencana,” tukasnya.
Selain para nara sumber dari kalangan birokrat dan akademisi panitia juga mengundang para ketua RT, LSM, Orrmas serta para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Jambi.
Semoga langkah kecil yang digagas Sahabat Alam akan membawa dampak besar bagi perkembangan pembangunan Jambi kedepan yang peka terhadap lingkungan sekitar. (Jai)