CB24.COM- Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa indikator ekonomi terus menunjukkan perbaikan. Stabilitas dan sistem keuangan tetap terjaga dengan baik dan Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk melakukan akselerasi pemulihan.
Meski penanganan pandemi covid-19 sudah semakin terkendali, namun dirinya mewanti-wanti masih ada varian omicron yang harus diwaspadai. Optimisme perbaikan perekonomian bisa diharapkan lewat pencapaian vaksinasi yang terus meningkat.
“Pagi tadi saya mendapatkan laporan sudah disuntikkan 301 juta vaksin kepada rakyat kita. Dosis satu 85 persen, dosis kedua capai 58 persen dan bahkan vaksin penguat booster juga sudah kita suntikan dan telah kita mulai sejak 12 Januari 2022 yang lalu.”
“Penanganan pandemi yang semakin baik ini harus kita pakai untuk membangkitkan optimisme, memberikan keyakinan, memberikan kepercayaan yang lebih besar pada masyarakat dan kepada para pelaku usaha untuk segera melanjutkan aktivitas ekonomi dan aktivitas produktif lainnya,” tegas Joko Widodo saat membuka pertemuan tahunan industri jasa keuangan 2022 dan peluncuran taksonomi hijau Indonesia secara virtual di channel YouTube OJK yang diikuti sinarjambi.com, Kamis (20/1/2022).
Meskipun kinerja ekonomi sektor riil terus membaik, tambah Joko Widodo, tetapi harus tetap waspada terhadap perkembangan pandemi covid-19, utamanya varian omicron.
Juga dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kelangkaan pangan kelangkaan energi, kelangkaan kontainer, kenaikan inflasi, kenaikan harga produsen.
“Saya kira persoalan itu harus terus kita ikuti karena dampaknya pasti ada terhadap negara kita. Pandemi yang berkepanjangan betul-betul telah menimbulkan luka yang dalam bagi sektor-sektor tertentu. Dan di saat yang sama, telah terjadi global supply chain disruption yang memicu peningkatan harga komoditas dunia dan menimbulkan inflasi global yang semakin tidak menentu. Diperlukan strategi penanganan yang lebih spesifik, ini harus detail dan efektif serta penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu upaya-upaya pemulihan yang sedang kita lakukan.”
“Karena itu kebijakan dan instrumen pengawasan yang dikeluarkan OJK harus mampu mencegah meluasnya dampak covid-19, khususnya terhadap perekonomian, sektor keuangan serta dapat membantu sektor informal dan UMKM agar mampu bertahan. Dan kita harapkan bahkan bisa tumbuh lebih baik dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan, seperti tadi juga sudah disampaikan oleh bapak ketua OJK.”
“Saya mengapresiasi jajaran Otoritas Jasa Keuangan yang dapat berkoordinasi dengan baik satu sama lain, antara sektor jasa keuangan dengan sektor riil harus saling mendukung dan saling menguatkan di saat-saat sulit seperti ini. Tanpa sektor jasa keuangan yang baik, perekonomian nasional tidak akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” Joko Widodo mengingatkan.
Sektor jasa keuangan, kata Joko Widodo juga tidak bisa kuat tanpa didukung pergerakan sektor riil. Jika sektor jasa keuangan hanya memikirkan keuntungan semata tanpa menggerakkan sektor riil, tegas Joko Widodo akan berpotensi munculnya skema ponzi, munculnya investasi bodong, penipuan investasi dan sejenisnya.
Persoalan penipuan seperti di atas menjadi tugas bersama, dengan OJK sebagai motornya. Di masa sulit, pengawasan tidak boleh kendor karena pengawasan yang lemah akan membuka celah membuka peluang bagi munculnya berbagai modus kejahatan keuangan, yang ujung-ujungnya akan merugikan masyarakat.
Joko Widodo juga menyinggung stagnannya angka penyaluran kredit kepada pelaku UMKM yakni dikisaran 20 persen. Tahun 2030, kata Joko Widodo, penyaluran angka kredit UMKM ditargetkan menyentuh sebesar 30 persen.
Untuk bisa sampai ke angka tersebut, tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja. Diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan dari sekarang dan diikuti oleh aksi-aksi yang serius, yang konsisten dan berkelanjutan.
“Tidak boleh lagi ada cerita, misalnya akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha sektor informal yang sulit, UMKM yang kesusahan akses permodalan, koperasi yang susah mengakses permodalan. Dan itu bisa kita pemudah, percepat sehingga memberikan peluang yang besar bagi generasi muda yang memulai usaha, juga UMKM untuk mengembangkan usaha atau memperbesar segala usahanya.”
“Bisa menjadi komponen penting untuk pemulihan perekonomian dan berperan mengatasi persoalan bottle neck suplly chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi oleh para pemasok akibat belum 100 persen pulihnya rantai pasokan global,” jelasnya.
Lanjut Joko Widodo, keberhasilan UMKM bertransformasi di masa pandemi menjadi modal awal yang penting untuk membawa UMKM naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadi motor penggerak ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah.
Pembangunan infrastruktur, kata Joko Widodo akan terus dipacu dan dilanjutkan dengan reformasi di bidang manufaktur dan industri hilir, mineral dan ekspor barang-barang olahan, hasil tambang akan terus kita tingkatkan.
“Bolak-balik saya sampaikan akan kita stop bauksit, akan kita stop tembaga, akan kita stop timah dan emas akan kita stop untuk tidak diekspor dalam bentuk bahan mentah,” tegas Joko Widodo.
Selain itu, pembangunan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus juga akan terus ditambah. Dengan harapan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru meningkatkan ekspor manufaktur dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.
Kebijakan reformasi struktural juga akan terus pemerintah lanjutkan, dengan berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis environmental, sosial serta terus mendorong transformasi teknologi dan digitalisasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Saya mengharapkan dukungan dari sektor industri jasa keuangan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mensukseskan agenda reformasi struktural tersebut,” pungkas Joko Widodo.
Selain membuka pertemuan tahunan industri jasa keuangan 2022, pada kesempatan ini Joko Widodo juga meluncurkan taksonomi hijau Indonesia. Acara dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso serta beberapa menteri dan undangan lainnya.