CB24.COM– Pupus sudah harapan sang Ayah (Edwar) yang mendambakan sang anak Nur Alanur (13) menjadi penghafal Al-qur’an karena sang anak kini telah tiada, meninggalkan dirinya untuk selama- lamanya.
Kisah sedih ini bermula dari diajaknya almarhum (Nur Alanur) oleh Ustadnya empat tahun silam untuk mendirikan sebuah pondok pesantren baru milik Bupati Bungo (Mashuri).
Oleh ustadznya, ia bersama beberapa temannya diminta untuk membantu bekerja mendirikan pondok pesantren baru tersebut.
Namun malang bagi almarhum, dimana pada saat mengangkut material bangunan, ia yang duduk bersama teman-temannya di bak belakang mobil terlontar keluar karena kondisi jalan berbatu yang dilewati mobil yang dinaikinya.
Berdasarkan cerita dari sumber CB24.COM, pada saat almarhum terlontar keluar, teman-teman korban sempat menangkap kaki korban. Namun karena kepala korban sudah menyentuh tanah dan tersebut mobil yang terus berjalan hingga menyebabkan korban terluka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit, RSUD Bungo.
Almarhum sempat koma selama 19 hari di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Kepergian almarhum menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga, terutama sang ayah yang sangat berharap anaknya menjadi tahfidz. Apalagi pada saat itu, almarhum sudah menghafal 2 juz lebih.
Meski Kepergian sang anak sudah diikhlaskannya, namun ia menyesalkan kenapa anak-anak dilibatkan dalam pembangunan pondok tersebut.
Bagaimana Sebenarnya Proses Pembangunan Pondok Ini?
Proses pembangunan pondok menurut sumber CB24.COM berawal dari nazar Mashuri yang ingin membangun pondok pesantren apabila terpilih kembali menjadi Bupati pada periode kedua.
Entah kebetulan atau tidak, Mashuri yang saat itu gidak memiliki tanah yang luas untuk membangun pondok akhirnya mendapat bantuan dari seseorang bernama Suroto yang bersedia mewakafkan tanah miliknya seluas lebih kurang 1 hektare kepada Mashuri.
Singkat cerita tanah itupun diwakafkan kepada Mashuri. Surotopun bersedia saat Mashuri meminta agar tanah tersebut dihibahkan kepadanya agar mudah mendapatkan bantuan.
Agar pondok cepat beroperasi, Mashuri-pun mencari Ustadz do pondok lain untuk pindah ke pondok yang akan didirikannya.
Sang Ustadz pun akhirnya memenuhi permintaan sang Bupati hingga akhirnya mengajak para santrinya bergotong royong bersama orang tua santri untuk mendirikan pondok milik sang Bupati hingga akhirnya terjadi peristiwa naas yang menimpa salah satu santrinya.
Sejak kejadian tersebut, pembangunan pondok ini terhenti, sementara sang Ustadz kembali ke pondok lamanya bersama para santrinya.
Bagaimana kondisi lahan untuk pembangunan pondok selanjutnya. Informasi yang diperoleh CB24.COM menyebutkan jika lahan tersebut saat ini justru telah dikavling- kavling untuk dijual. Namun untuk kebenaran informasi tersebut CB24.COM akan melakukan investasi lebih lanjut guna membuktikan kebenarannya. (jack)