CB24.COM- Balai Bahasa Provinsi Jambi (BBPJ) mengajak sejumlah jurnalis dari beberapa organisasi pers yang ada di Jambi untuk berdiskusi mengenai peran bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan berita.
Acara yang digelar pada tanggal 17 — 18 Juni 2025 di Hotel Grand ini menghadirkan nara sumber yang berasal dari BBPJ dan PWI Jambi.
Meskipun Pers masih sering dituding sebagai penyebab menimbulkan kerancuan akibat banyaknya berita atau tulisan sulit dimengerti atau melanggar kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Kelemahan penggunaan bahasa Indonesia yang baku oleh Pers harus diakui karena tidak semua media dapat memperkerjakan redaktur bahasa atau redaktur naskah untuk memelihara bahasa dari tulisan tulisan yang akan dimuat atau diterbitkan oleh media Pers. Wartawan juga memiliki beragam latar pendidikan dan disiplin ilmunya,” ungkap Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jambi, ketika membuka acara Peningkatan Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Wartawan di Kota Jambi, Selasa (17/6/2025) di Hotel Grand, Kota Jambi.
Menurut Arwani, yang mewakili Ketua PWI Provinsi Jambi HR Ridwan Agus, Depati, secara jujur memang harus diakui bahasa Jurnalistik masih memiliki kelemahan. Namun, tudingan terhadap bahasa Pers tidak dapat diterima begitu saja. Kelemahan bahasa pers sebagai ragam dan gaya bahasa yang komunikatif, mudah dimengerti masyarakat, sederhana, singkat, padat dan menarik. Dibatasi ruang dan waktu.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jambi, Drs Muhammad Muis, M.Hum, mengatakan peran Pers sangat penting, sebagai media informasi, media massa juga berguna sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bahasa Indonesia memiliki perkembangan sejalan dengan perkembangan budaya, sosial, politik dan kebutuhan manusia.
“Secara tidak langsung hal tersebut berpengaruh pada cara pandang masyarakat Indonesia terutama dalam hal komunikasi dan berbahasa,” ujar Muis, yang baru sekitar tiga bulan menjabat Kepala Balai Bahasa Provinsi Jambi.
Ketua panitia pelaksana, Sarwono SP.d mengatakan, kegiatan peningkatan kemahiran Bahasa Indonesia bagi Wartawan yang diikuti 30 peserta ini merupakan program berkelanjutan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemahiran bahasa Indonesia di masyarakat, khususnya kalangan wartawan.
“Kegiatan ini sebagai wadah atau sarana berdiskusi bagi peserta dalam mengikuti perkembangan bahasa Indonesia,” tandas Sarwono. (Jai)