OLeh : Prof. Johannes SE. MS.i
Tim Ahli Gubernur, Ketua Prodi Doktor Ilmu Ekonomi FEB Unja
1. Komunitas adalah bagian penting daripada pengembangan satu destinasi, terlebih destinasi yang mengandalkan atraksi alam. Mereka lahir dan tumbuh bersama dengan atraksi yang mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan atraksi itu sendiri. Komunitas di Danau Sipin yang teramati adalah penduduk bersama pokdarwis yang terikat dengan Danau Sipin. Kehidupan mereka bersama dengan sejarah danau itu sendiri, menggunakannya sebagai sarana transportasi, penangkapan ikan, bahkan menggunakan sebagai sumber air bersih. Mereka memasang keramba ikan dan pompon berharap akan mendapatkan ikan yang nilai ekonominya sangat rendah, lebih bersifat sejarah. Tulisan dini dimaksudkan sebagai bagian dari eksplorasi pemahaman komunitas danau untuk kunci masuk intervensi yang akan dilakukan oleh Hanha Industry dari Korea
2. Kebijakan berkelanjutan Menjadikan Danau Sipin sebagai destinasi yang baik terlihat di era pemerintahan walikota Jambi sebelumnya. Berbagai atraksi misalnya, Jetski, Ketingting, lomba perahu telah dinisiasi untuk menjadikan Danau Sipin sebagai atraksi menarik. Tidak saja sebagai destinasi mendayung bebek misalnya dan mengelilingi danau dengan perahu motor. Untuk membenahi atraksi di danau, kota Jambi memulainya dengan mengkompensasi pemindahan Jaring, keramba dan tangkul yang berada di danau, besaran uang bervariasi 10-15 juta rupiah. Namun, kompensasi ini tidak diikuti oleh perjanjian bahwa penerima tidak akan menempatkan Tangkul dan jaring lagi di wilayah danau.
Akibatnya, dalam sesi pergantian Walikota, penerima yang awalnya telah menerima bantuan, sekarang mulai memasangnya lagi karena tidak membuat surat perjanjian. Hingga akhir Agustus 2024 diketaui sekitar 25 keramba terpasang lagi. Praktik seperti itu tak akan terjadi kalau saja penerima manfaat (beneficieries) terlibat dalam tujuan proyek misalnya mereka terlibat dalam pembersihan lokasi sehingga menerima penghasilan sedikit menopang hidupnya. Penerimaan dari pemasaan Tangkul lebih kepada sejarah mereka, menganggap sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan untuk memperoleh sedikit ikan-ikan endemik dari danau. Kalau untuk dijual tidak memberikan penghasilan apa-apa.