CB24.COM- Bank Jambi sebagai salah satu pemain utama perbankan di daerah harus mengoptimalkan layanan perbankan dengan menerapkan strategi hybrid atau hybrid bank. Tantangannya bagaimana manajemen Bank Jambi lebih adaptif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memiliki daya saing yang kuat.
Pengamat Perbankan Jambi, Dr. Noviardi Ferzi mengungkapkan Untuk mengoptimalkan layanan, perbankan dituntut menerapkan strategi hybrid di era digital saat ini. Metode ini terbukti efektif mengingat mayoritas pelaku usaha industri perbankan telah lebih terbiasa dengan digitalisasi.
Dalam hal digital ini, perbankan harus mengembangkan diri dan melalukan adaptasi dalam perkembangan digital. Ke depan layanan perbankan akan lebih personalized dan ini untuk meningkatkan daya saing di domestik maupun regional. Hal ini penting dilakukan sebagai strategi antara untuk menjembatani layanan nasabah yang homogen menyongsong pangsa pasar yang semakin heterogen ke depan.
Dalam pengaplikasian hybrid bank, seyogyanya Bank Jambi menerapkan prinsip phygital atau physical and digital. Keduanya merupakan paduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan tentunya secara digital.
Harapannya dengan prinsip ini maka keterkaitan (engagement) dengan nasabah akan semakin kuat. Apalagi, di sisi lain, hybrid bank diterapkan oleh perbankan karena digitalisasi belum secara menyeluruh tidak bisa menggantikan trust.
Penerapan hybrid bank yang dilakukan Bank Jambi harus didasarkan pada tiga landasan utama. Pertama, digitalisasi proses bisnis untuk meningkatkan produktivitas dan berfokus pada efisiensi. Hal ini diimplementasikan melalui aplikasi layanan perbankan. Kedua, Bank Jambi harus menyiapkan platform digital untuk masuk ke dalam ekosistem bisnis. Hal ini menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perseroan karena mendorong peningkatan dana murah (CASA), FBI, dan nasabah baru. Ketiga, Bank Jambi harus berinovasi dalam financial technology dengan pendekatan fully digital and new business model, yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada nasabah dengan lebih cepat dan efisien. Ketiga landasan ini harus dilakukan seiring dengan misi Bank Jambi memberikan layanan perbankan hingga ke seluruh pelosok kabupaten Kota di Provinsi Jambi.
Di mana saat ini Bank Jambi harus bisa memberikan layanan secara hybrid, dalam artian pelayanan di cabang masih ada namun berkurang dan layanan di digital seperti mobile banking atau aplikasi mulai diterapkan. Bahkan, ke depannya, sistem hybrid ini diperkirakan akan menjelma menjadi fully bank digital.
Terkait transformasi ekonomi digital, bahwa Bank Jambi memiliki banyak modal untuk unggul dalam bidang ini. Seperti penetrasi digital yang besar, pertumbuhan start up yang banyak dan lainnya. Ini menjadi kesempatan bagi Jambi untuk mendapat nilai optimal dari ekonomi digital dan dapat memperkuat ketahanan ekononomi daerah.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2019 menyebutkan, tingkat inklusi keuangan digital dan tingkat literasi keuangan digital masyarakat Indonesia masih di kisaran 31,26% dan 36%.
Ketimpangan antara perkembangan layanan keuangan digital yang masif dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat berpotensi menimbulkan dampak negatif. Dalam situasi ini diperlukan strategi hybrid bank untuk menjangkau masyarakat yang beragam karakteristiknya. Apalagi di tengah pandemi kemarin, kondisi ini semakin mempercepat proses digitalisasi.
Namun, meskipun digitalisasi tak bisa dielakkan, masih ada sejumlah nasabah yang masih nyaman dengan layanan perbankan secara physical.